Senin, 23 Desember 2019

Risalah Telur Merah

MERDEKA BELAJAR

Metakognisi adalah cara kita mengetahui dan sadar (aware) cara belajar yang benar, efektif, punya adab belajar, sehingga kita mampu melakukan akselerasi proses belajar. 

Menjadi pembelajar mandiri itu artinya :
  1. Mengambil inisiatif
  2. dengan atau tanpa orang lain
  3. Diagnosa kebutuhan belajar
  4. FORMULASI tujuan belajar
  5. Identifikasi Sumber Daya untuk Belajar
  6. Memilih dan mengimplementasikan strategi belajar
  7.  Evaluasi hasil belajar
Cara  mendiagnosa kebutuhan belajar diantaranya membuat peta belajar
  • cantumkan hal-hal yang ingin kita pelajari
  • cantumkan sumber (resource), misalnya  : kursus, YouTube, artikel, ahli, dan lain sebagainya
  • Peta belajar membantu  kita untuk fokus. Fokus menjadi amat penting di era arus informasi dan sumber ilmu amat beragam juga sangat mudah didapat dan diakses.  Peta belajar juga membantu kita untuk bisa merecall kembali hal-hal yang sudah kita pelajari.
Salah satu filsafat yang diyakini di masa era belajar 4.0 ini adalah :
cepat bergerak, cepat berubah, tidak takut berinovasi dan FAILED FAST (gagal dengan cepat)
  
(Materi Metakognisi ini disampaikan oleh Pandu Kartika Putra, Founder dan Executive Director Jabar Digital Service) 


Telur hijau pekan lalu, yang merupakan aktivitas bisa dan suka harus dikuatkan dengan keterampilan-keterampilan yang ada di telur merah pada pekan ini. Indikatornya adalah tetap meningkatkan kebahagiaan kita saat melakukan aktivitas tersebut. Jika keterampilan dimaksud sudah dikuasai, maka sudah saatnya meningkatkan jam terbang. 

Pola belajar saat ini adalah :
  • memahami cara belajar
  • mencari sumber ilmu dan keterampilan
  • komitmen dan konsisten
  • melatihkan keterampilan yang sudah diperoleh
Indikator selain bahagia adalah menambah manfaat. Dengan membuat pola belajar mandiri ala saya sendiri ini, kita diharapkan mempunyai keterampilan asertif dan mampu menggunakan skala prioritas. 

Jika ada hal yang kita TIDAK SUKA, PENTING, MENDESAK?
Cara menyiasatinya :
  • Buat durasi lebih pendek
  • mendelegasikan pada pihak lain

Setelah banyak mendapatkan informasi dan penjelasan dari Ibu Septi Peni Wulandani, maka risalah telur hijaupun berubah. Merevisi adalah hal yang tidak bisa dihindari dalam adult learning. 
Merevisi 2 item yang memang disukai dan bisa, namun rasanya belum terlalu penting dan mendesak untuk update keterampilan di bidang tersebut. Maka, item menggendong bayi dan skincare berubah menjadi crafting dan dunia anak. Setelah banyak merenung, ternyata hampir semua hal yang saya suka dan bisa terkait dengan dunia anak. Menggendong juga masuk dalam dunia anak. Kenapa Skincare tidak dimasukkan lagi dalam telur hijau? Rasanya sudah cukup jurnal perjalanan di dunia per-skincare-an hingga  mengenal jenis kulit wajah sendiri, sensitivitas kulit terhadap kandungan tertentu, jam tidur saya dan pengaruhnya ke kulit dan tentu saja asupan makanan. Belum berkeinginan jadi reviewer skincare, atau beauty vlogger. Padahal sudah buat akun Instagram juga khusus membahas soal kulit, tapi belum menyeriusi lebi jauh.

Revisi telur hijau


Lanjutan Risalah Telur Merah



Ada banyak keterampilan hidup sebagai perempuan, istri dan ibu yang harus dikuasai dan meminta waktu kita untuk meluangkan waktu lebih banyak untuk belajar tentang itu. Di materi kedua ini kami diminta untuk kembali untuk fokus pada aktivitas yang suka,bisa dan penting dilakukan karena memang memberi manfaat dan berdampak menambah indeks bahagia jika kita melakukannya.  Apa saja keterampilan yang menurut saya penting dan mendesak?

1. Manajemen waktu
Seringkali gagal fokus menjalankan satu aktivitas, distraksi anak-anak, timeline sosial media menjadikan suatu tugas atau challenge terhadap diri sendiri jadi amburadul. Kadang malah aktivitas yang tidak penting dan tidak mendesak bisa-bisa mendominasi waktu. Sehingga keterampilan manajemen waktu salah satu telur merah yang ingin saya pelajari

2.Food Preparation
Food Preparation ini juga sebenarnya sudah dijalani, namun masih belum mumpuni. Kenapa ingin menguasai keterampilan Food Preparation ini? Lagi-lagi terkait manajemen waktu, agar waktu yang saya gunakan untuk berinteraksi dengan benda tak hidup tidak terlalu lama, karena ada empat orang anak yang meminta perhatian umminya. 

3. Seni berbenah rumah 
Terus terang mood saya bisa sangat baik dan bahagia saat rumah rapi, keranjang pakaian kotor kosong, kain jatah disetrika  juga sudah tersusun rapi di lemari. Padahal rasanya sangat sulit jika saya harus berkutat dengan hal-hal itu saja tanpa meningkatkan keterampilan saya dibidang ini. 

4. Membuat Lesson Plan Anak
Ini juga sudah pelan-pelan dijalankan, namun belum berkomitmen, konsisten dan belum tangguh. Butuh teman belajar dan melatih terus

5. Self Editing
Sebagai seorang perempuan yang mentasbihkan diri menyukai  dan bisa menulis, ilmu atau keterampilan self editing tentu saja menjadi menu wajib yang harus terus-menerus diupgrade. 


#janganlupabahagia
#jurnalminggu2
#materi2
#kelastelur
#bundacekatan
#buncekbatch1
#buncekIIP
#institutibuprofesional

Sabtu, 14 Desember 2019

Risalah Telur Hijau

Menemukan ada banyak telur yang harus ditafakuri setiap hari tanpa jeda. Kadang dinikmati dengan amat berbinar bahagia, namun kadang terpaksa ditelan jua karena setiap orang di rumah juga berhak mendapatkan kebahagiaan, bukan hanya Ibu sebagai pusat semesta keluarga. 

Bertafakur lama setelah mendapatkan petuah dongeng yang selalu membuncah semangat untuk kembali melihat ke dalam diri dari Ibu guru tercinta, hai...aku punya banyak ceruk bahagia yang seharusnya ku jenguk dan kelola dengan sungguh-sungguh. Gambar di bawah ini menggambarkan diri ini saat ini.


Belajar kategori aktivitas pribadi. Memetakan aktivitas 24 jam agar tak hanya berbuah lelah dan sekedar rutinitas yang menjemukan dan seolah tak penting. Padahal bisa jadi, jika semua aktivitas tidak berjalan baik, maka seluruh anggota keluarga juga akan merasakan dampaknya. Wah...seserius ini lho. Akhirnya saya mengumpulkan rutinitas yang bikin hormon bahagia saya melonjak, bisa menabung dan mengisi kantong-kantong kebahagiaan saya jika saya berjibaku dengan aktivitas ini.

1. Berbicara dan bercerita
Sudah umum jika wanita punya 20.000 kata dalam sehari yang ingin melesat keluar dari bibirnya. Menjadi masalah adalah apakah kata-kata yang keluar itu baik? atau hanya hamburan tanpa makna, keluhan, atau hanya amarah yang terlampiaskan ? Inginnya, saat kita sebagai perempuan, istri  dan ibu maka kalimat yang keluar dari bibir kita adalah kebajikan, dukungan, motivasi, pujian, semangat dan tentu saja rapalan doa kebaikan bagi dunia dan akhirat suami dan anak-anak kita. Maka, sebagai orang yang gemar berbicara dan bercerita, saya harus belajar hadist Rasulullah SAW, berkata baik atau diam. Satu hal lagi, saya juga harus belajar lebih banyak mendengarkan.

2. Membaca dan Menulis
Membaca membuat saya bisa terbang sejenak ke cakrawala baru, melesat sejenak pada hal-hal yang tak tersentuh oleh tangan, namun imaji saya bermain-main dengan liar ke sana kemari. Beroleh hal baru, ilmu baru. Selalu berhasil membuat mata saya berbinar-binar. Demikian juga dengan menulis, menjadi salah satu terapi bagi saya. Namun, aktivitas ini belakangan menjadi tidak rutin dilakukan, karena banyak distraksi. hehehehehe. 
Isu Ibu, Pendidikan dan pengasuhan, 
pengembangan diri adalah jenis buku Favorit saya, kamu?

3. Main Sains
Sains Selalu menarik bagi saya. Sesederhana apapun itu, namun selalu saja terselip kagum dan takjub pada Sang Maha Cipta. Sejak punya anak pertama hingga sekarang sudah berempat, saya senang sekali mengajak mereka bermain sains. Walaupun saat ini, si Sulung sudah sangat piawai menjadi mentor bagi adik-adiknya bermain sains.

https://www.instagram.com/p/Be2vOLqhxnuxIDoEEVOJxapnFPhPYMRGbDpelc0/?igshid=19qxfub0orlhs

(Sanking lamanya tidak main sains, foto pun terpaksa comot dari Instagram yang edisi jadul)

4. Menggendong
Saya memasukkan aktivitas menggendong menjadi aktivitas membahagiakan saya, SAYA BISA DAN SUKA. Terus terang, sejak anak pertama saya memang menikmati menggendong bayi. Hanya naluriah saja. Saya bahagia saat berjalan-jalan, saya masih bisa menatap wajah bayi saya, memeluknya dan memastikan dia nyaman. Semakin kesini, ternyata menggendong pun punya Teknik dan beragam variasi. Ada prinsip menggendong yaitu : TICKS (Tight, In View at All Times, Close Enough to Kiss, Keep Chin of the Chest dan Supported Back. Singkatnya menggendong dengan kuat seperti posisi memeluk bayi, posisi selalu bisa kita cek saat dalam gendongan, posisi bayi juga mudah dicium, jangan sampai dagu bayi tertekuk ke arah dadanya dan kain gendong atau gendongan yang digunakan harus bisa menyangga punggung bayi hingga tidak jatuh. (Referensi : Baby Wearer Community).
Bayi Cutgam (2 bulanan) digendong jarik simpul jangkar

5. Skincare
Aha....saya memasukkan poin skincare dalam aktivitas suka dan bisa. Saya bahagia? tentu saja. Terus terang ini aktivitas yang baru saya sadari kalau penting banget saat usia menginjak 35 ini. Menemukan garis senyuman yang saat berhenti tersenyum, garisnya kok tetap jelas terlihat. Mata panda juga selalu setia, konon lagi menyusui tak kenal henti, artinya begadang. huhuhu…. Asiknya skincare-an itu, saat hasilnya sudah mulai terlihat dan terpampang nyata di depan cermin. Acieee. Satu lagi, jadi makin mengenal diri sendiri. Mulai jenis kulit, sensitifitas kulit terhadap bahan tertentu, pengaruh pola makan terhadap kulit dan masih banyak lagi yang belum terungkap namun sangat menarik untuk disibak.

belajar mengenal diri bisa melalui skincare juga lho

Sekian Risalah 5 telur hijau pilihan saya.   

#janganlupabahagia
#jurnalminggu1
#materi1
#kelastelur
#bundacekatan
#buncekbatch1
#buncekIIP
#Institutibuprofesional


Bunda Cekatan, Tahap kupu-kupu pekan 3

Pekan ketiga memasuki tahap kupu-kupu kami diminta untuk membuat lis apa saja yang ingin dikuasai, berdasarkan mind map. Boleh sampai 20 kar...