Senin, 08 Juni 2020

Bunda Cekatan, Tahap kupu-kupu pekan 3

Pekan ketiga memasuki tahap kupu-kupu kami diminta untuk membuat lis apa saja yang ingin dikuasai, berdasarkan mind map. Boleh sampai 20 karena Ibu Septi Peni Wulandani tahu para ibu suka banyak inginnya. Saya punya 8, dan hanya 2 yang dari mind map telur hijau, yang lainnya list yang pernah saya buat sendiri. Di daftar ilmu yang ingin dikuasai. Kenapa hanya 2? Karena 3 lainnya sedang dan sudah dipelajari. 
 
Setelah menyusun daftar ilmu yang dipelajari, maka tentukan prioritas yang ingin dikuasai, saya memilih manajemen waktu. Awalnya, saya breakdown lagi manajemen waktu menjadi :
1. Manajemen gawai
2. Manajemen prioritas
3. Bullet Journaling
Namun hasil konsultasi dengan mentor, saya diminta untuk fokus saja ke salah satunya. Maka saya memilih Bullet Journal.
Saat sudah menetapkan tujuan, maka jangan lupa menyusun langkah-langkah dan strategi agar semuanya terukur, dan dapat dijalankan dengan baik.

Bismillahirrahmanirrahim. 
Semoga Allah mudahkan...

Kamis, 26 Maret 2020

Re-organize Gedget Hours

Welcome to my self in  stage....

Bismillahirrahmanirrahim
Puasa perdana dari gangguan yang saya pilih adalah :
Re-organize my Gedget Hours
Sepertinya masih jadi faktor pengganggu bagi aktivitas saya. 

Hari Pertama, Jumat 20 Maret 2020
Hari pertama masih tidak komitmen pada poin A, membuka gedget di jam bukan Gedget Hours, pukul 16.00 Wib saya mengerjakan evaluasi harian kelas HSI. Karena Sabtu besok akan ada evaluasi pekanan. Jadi, saya memilih badge "memuaskan untuk hari pertama. 
Hari kedua, Alhamdulillah lebih komitmen dan sudah tidak terasa ada yang memanggil-manggil untuk dielus. Eeeaaa....
Jadi, saya kasih badge Excellent untuk diri sendiri. 
Hari ke-3, Ahad juga Alhamdulillah berjalan baik, dan komitmen


Hari ke-4, Senin kemarin dapat pengumuman dari HSI (Halaqah Silsilah Ilmiah) Ustadz Abdulah Roy kalau kelas di liburkan. Maka jadwal pagi jam 6.00-6.30 Wib dialihkan untuk membuka yang lain, seperti timeline pribadi. 
Hari Selasa jadi "poor day" diawali dengan transfer ke beberapa rekening yang menjadi kewajiban pengeluaran. Ternyata dapat laporan belum masuk. Jadilah bolak-balik pegang gawai. Tanya ke teman yang bekerja di Bank yang sama. Dilanjutkan dengan cek kiriman sayur organik via kurir,  ya Allah puasa bisa dibilang nyaris gagal hari ini. Walaupun gak kalap amat seperti sebelum menjalani puasa, sampai membuka hal yang tidak penting. Tidak penting artinya : tidak meningkatkan ilmu, tidak menambah pahala. Sia-sia... Innalilah. 
Jadi, untuk hari selasa saya memberikan badge paling rendah buat diri sendiri, need improvement.
Setelah mengalami hari buruk di Selasa kemarin, komitmen hari Rabu harus lebih baik, dan nyaris tidak pegang gedget, kecuali menemani kelas online si Sulung. Selebihnya pegang gedget di jam malam saat semua anggota keluarga tidur. Menjawab japrian dan beberapa grup yang harus ditanggapi. Excellent untuk Rabu menggebu boleh lah ya.
Hari terakhir diwarnai dengan harus pegang gedget lagi di jadwal luar gedget. Karena harus menelpon costumer servis bank, cerita masih berlanjut soal transfer berhasil tapi di rekening penerima tidak terbaca. Ternyata saat ini, kita tidak perlu datang ke bank untuk komplain, cukup telpon customer servis mereka. Kemudian nanti kita diarahkan untuk mengirimkan email dan melengkapi beberapa data yang dibutuhkan. Mudah-mudahan uangnya bisa kembali. Amin.

Saat jam gedget dibuka dengan berita pasien positif covid 19 meninggal dunia. Oh Allah, diantara hoaks yang bertebaran, ternyata ini nyata. Mudah-mudahan kita bisa disiplin di rumah saja, menjaga jarak, jauhi kerumunan, tidak pegang wajah, biasakan mencuci tangan juga memakai antiseptik untuk tangan jika sedang di luar. Dapat bagde apa?. Memuaskan aja ya? Karena pelanggaran jam.

Sepertinya puasa gedget ini perlu dilanjutkan. Semangat......

#janganlupabahagia
#jurnalpuasamingguke-1
#materi1
#kelaskepompong
#bundacekatan
#buncekbatch1
#buncekIIP
#institutibuprofesional

Selasa, 10 Maret 2020

Buddy System, My Buddy Is Breastfeeding Counselor...


Baddy saya itu Konselor ASI, salah satu mimpi saya nanti saat usia 40 tahun jika Allah berkenan. Alangkah manisnya rencana Allah buat saya. Saya melamar buddy yang peta (Mind Mapping) nyaris sama, sengaja? Tentu saja Allah yang sedang menuliskan rencana ini. Beliau adalah Yulia Andriani, Ibusiswi Bunda Cekatan Riau. Beliau adalah ibu yang bekerja di ranah publik  sebagai seorang pendidik di Universitas Riau. Beliau juga wakil ketua PUAN Perempuan untuk ASI dan Anak, organisasi nirlaba di Riau. Langsung jatuh cinta sayanya. Beliau salah satu orang saya pilih untuk berkirim hadiah di pekan lalu. 
Mind Mapping beliau :
1. Manajemen Waktu
2. Manajemen Emosi
3. Membersamai Ananda (10 dan 7 tahun), membersamai Aisyah ( tumbuh kembang bayi dan MPASI)
4.  Membersamai Suami (memperbanyak ativitas Bersama)
5.  Belajar (upgrade ilmu terkait dengan keseharian beliau mengajar)

a.Ritme Belajar dan Keluarga di Bunda Cekatan

Ritme belajar Bunda Yulia lebih sering di malam hari, bahkan dini hari. Kami rasanya harus tos virtual karena ya sama lagi soal ini. Jam kapret, alias jam Cinderella harus pulang dan kembali jadi upik abu. Beliau memutuskan untuk masuk di kelas manajemen waktu terlebih dahulu, masuk di dua sub kelas manajemen waktu ibu bekerja di ranah public dan bullet journaling. Pembagian sub kelas ini sangat membantu beliau, karena anggota keluarga yang ramai.  Sebagai ibu bekerja di luar rumah dan tanpa ART, beliau merasakan keteteran soal manajemen waktu.

       Bunda Yulia masuk di keluarga Bahasa, fokus di Bahasa Arab untuk menemani si Sulung yang selalu ingin belajar Bersama ibu (masyaallah, semoga Allah mudahkan). Sebelumnya beliau juga ikut kelas  Bahasa Arab online. Awalnya beliau juga ingin masuk di kelas manajemen emosi, karena dianggap penting dan mendesak. Namun, seiring waktu tidak lagi mendesak karena beliau sudah paham kuncinya dalah komunikasi.


b. Kendala dan solusi selama di Kelas Ulat-ulat Bunda Cekatan

Salah satu kendala selama di keluarga yang dialami Bunda Yulia adalah ketinggalan chatt, sepertinya ini juga dialami oleh sejuta umat di kelas. Karena jam online kita yang beragam akhirnya sering ketinggalan diskusi. Solusinya beliau tetap membaca pelan-pelan alias manjat. Masyaallah Tabarakallah.

c. Keluarga tuntas dikunjungi atau ada yang belum?

Bunda Yulia masih focus di keluarga manajemen waktu dan Bahasa. Untuk yang lain beliau berusaha mendapatkan ilmu dari membaca.

Bekal Untuk Buddyku

1. Membersamai Ananda di usia 10 tahun yang masuk Pree Akil baligh 2, izinkan aku membekali dengan :

Resume Buku Pemuda bukan remaja Teh Kiki Barkiah


Karena kami punya tugas langit yang sama membersamai Ananda usia pre akil baligh 2

2. Membersamai Ananda usia 7 tahun




3.  Family Project bias jadi alternative berkegiatan bareng jika Ananda ingin belajar besama Ibu. https://padepokanmargosari.com/2017/04/02/catatan-perak-2017-1-family-project/

#janganlupabahagia
#jurnalminggu8
#materi8
#kelasulat
#bundacekatan
#buncekbatch1
#buncekIIP
#institutIbuProfesional 


Senin, 20 Januari 2020

Aku Ulat dan Aku Butuh Daun Lezat 1

Memasuki tahapan ulat di kelas Bunda Cekatan membuat saya merasa berbinar, karena memang sedang diajak main sama sang Bunda guru Bu Septi Peni Wulandani. Pernah di salah satu postingan Pak Dodik di halaman Facebook milik beliau, suami dari Bu Septi pernah memuji kepiawaian Bu Septi tentang gamifikasi ini. Saya juga baru tahu kalau Ibu, khusus mengambil kelas gamifikasi. Dan di kelas Bunda Cekatan ini, ibu berhasil membumikan gamifikasi yang outstanding kalau kata Bapak. 

Di tahapan ini kami masuk ke jungle of knowledge, hutan pengetahuan. Ada ribuan ilmu tersebar di treat postingan grup Bunda Cekatan. Semua menarik untuk dicicip. Namun, pesan ibu, tetaplah pada peta yang sudah dibuat, biar tak tersesat di hutan dan tidak mendapatkan yang kita butuhkan segera dan mendesak. Karena godaannya juga dahsyat. Konon lagi yang learner seperti saya. Semua hal baru rasany kok menarik ya. 

Menatap tugas teman-teman yang dikumpulkan di panduan 2, saya harus melihat lagi mind mapp saya, saya harus memulai dari mana? Yupp... Saya harus memulai dari ilmu tentang mendampingi si sulung yang Desember kemarin masuk usia 10 tahun dan akan masuk fase Pre Akil Baligh. Saya tidak ingin masa ini terlewati biasa-biasa saja tapi saya ingin mendampingi dengan ilmu dan berbahagia. 
Ini adalah panduan 1 saya. Di kelas kemarin saya berusaha on the track hanya mengambil Potluck teman-teman yang saya butuh saat ini. 
Potluck yang masih relevan saya comot dan pelajari tentang Akil Baligh dan manajemen waktu. 


Saya akan berbagi link tentang buku Pemuda bukan Remaja yang di tulis oleh Teh Kiki Barkiah yang saya baca sebagai bahan referensi saya belajar tentang mendampingi pemudi jelang akil baligh di bawah ini.


#janganlupabahagia
#jurnalminggu1
#materi1
#kelasulat
#bundacekatan
#buncekbatch1
#buncekIIP
#institutibuprofesional

Senin, 06 Januari 2020

Risalah telur Oren

Mengikat ilmu dengan menuliskan dongeng ibu guru kami, Bu Septi Peni Wulandani tentang cara belajar di pekan ketiga ini. 
Pada telur oren kali ini, kami diminta untuk 
1. Menentukan tujuan belajar dengan menemukan strong why. 
2. Ilmu apa saja yang kami perlukan
3. Sumber ilmu
4. Cara belajar yang gue banget. 
A. Tujuan belajar di 5 telur merah yang sudah saya tuliskan kemarin adalah :
1. Manajemen waktu
Tujuannya agar saya bisa tetap fokus melaksanakan hal yang saya suka, bisa, dan menaikkan indeks bahagia. Saya tidak ingin terjebak rutinitas, hingga tidak bisa produktif dan bahagia. 
2. Seni merapikan rumah
Rumah yang tidak rapi, berantakan, menjadi salah satu faktor pengganggu saya melakukan hal yang membuat saya bahagia. Saya merasa bahagia, jika rumah rapi, dapur bersih, tak ada tumpukan kain di sudut loundry. 
3. Food Preparation
Belakangan, menyadari semakin ramai anak-anak, semakin banyak waktu yang saya habiskan dengan mereka, saya wajib bisa mengorganisasikan hal-hal rutin saya hingga tidak menyita banyak waktu dengan makhluk tidak hidup. Sebagaimana petuah Abah Ihsan Baihaqi Ibnu Bukhari, dahulukan yang hidup. Saya juga sangat bahagia jika hal-hal diluar kendali saya bisa saya organisie dengan biak. Manajemen kulkas, manajemen belanja mingguan, mengatur menu, sangat saya butuhkan agar bisa menghemat waktu, tenaga, pikiran dan tentu saja good mood alias waras. 
4. Belanja Ide lesson plan anak
Bertujuan agar saya tetap fokus pada kelebihan anak, mengenali anak dengan baik, apa yang anak saya banget, berusaha tidak menjejali. Berharap bisa jadi fasilitator yang baik bagi mereka. Sehingga mereka bertumbuh sesuai fitrahnya, tumbuh menjadi anak yang kaya wawasan, kaya aktivitas, kaya gagasan dan mampu berpikir kreatif. 
5. Self Editing
Bertujuan untuk mempertajam jam terbang saya di dunia kepenulisan. Keterampilan Self editing ini adalah salah satu dari keterampilan yang ingin saya kuasai di dunia menulis saya. 

B. Ilmu apa saja yang diperlukan untuk memperoleh keterampilan di telur merah?
Saat ini saya masih berfokus pada faktor pengganggu aktivitas yang saya suka dan bisa di telur saya. Jadi, ilmu-ilmu yang saya butuhkan dalam 6 bulan kedepan, adalah ilmu yang penting mendesak saya kuasai. Tidak semua keterampilan di telur merah masuk dalam daftar ilmu yang saya serap di telur oren, karena saya harus memilih skala prioritas. 

C. Sumber Ilmu yang saya butuhkan
Video YouTube, seminar/Kuliah daring, internet, pinterest, buku bacaan, sharing dengan praktisi, mendatangi sumber ilmu/sang ahli. 

D. Cara Belajar yang Gue Banget
Saya termasuk pembelajar yang Audiovisual, butuh waktu sendiri, merenung, minim distraksi, lebih melekat jika menuliskan kembali (mengikat ilmu dengan pena), dan tentu saja sejak menjadi ibu dari empat putra-putri, jam Cinderella menjadi pilihan yang menyenangkan. Hihihi...

Di Telur Oren ini, Ibu Septi memberikan kami metode belajar 
✓Tidak semua hal/ilmu harus dikuasai, diketahui, dipelajari dalam satu waktu. Tentukan prioritas
✓Terampil di ranah yang saya bahagia, lalu membuat kita menjadi bahagia banget. 
✓Menemukan cara belajar yang gue banget
✓List ilmu yang harus dikuasai. 

Cara belajar merdeka
1. Pendidikan sejatinya membuat kita merdeka, kita tumbuh dan berkembang sesuai dengan diri kita, sumber ilmu adalah sebatas referensi. Tugas kita meramu, menerapkan ala keluarga kita.
2. Perubahan
Pelajari ilmu, lalu evaluasi diri ada yang berubah lebih baik atau tidak. 

Konsep Kemerdekaan Belajar
Asas Taman siswa yang digagas oleh Ki Hajar Dewantara
Kemerdekaan hendaknya dikenakan terhadap cara berpikir yaitu, jangan selalu dipelopori dan disuruh mengakui buah pikir orang lain

Kemerdekaan belajar itu menjadi self regulated methode :
1. menjadi pembelajar yang mandiri, independen, tidak tergantung pada orang lain, 
2. mencari ilmu hingga tuntas. 

Yang dibutuhkan oleh ibu merdeka belajar:
1. Komitmen pada tujuan belajar
2. Mandiri pada cara belajar
3. Berefleksi diri
Setelah belajar, mempraktikkan dan merefleksi diri
✓ apa yang sudah bagus dari yang disampaikan nara sumber?
✓Apa satu hal yang bisa saya ubah untuk esok hari?
✓Sudah efektif belum?
✓Butuh cara baru?
Karena merdeka belajar itu tidak tergantung pada satu guru, satu ilmu, satu cara. Namun, adaptif terhadap apapun yang terjadi. 

Bagaimana caranya?
1. Menetapkan tujuan belajar sesuai dengan kebutuhan
2. Menentukan prioritas, cara dan ritme belajar termasuk adaptif terhadap cara belajar baru. 
(Menentukan waktu dan ritme belajar sendiri)
3. Evaluasi diri  

Sumber ilmu sudah Allah letakkan di sekitar kita, kita saja yang selama ini sering menutup mata dan tidak peka. 

Petuah Ibu lainnya yang harus saya garis bawahi :
Menjadi ibu, kita tidak sedang berkorban, menyayangi itu seharusnya tidak ada yang dikorbankan, menyayangi itu setulus-tulusnya. 
Bunda cekatan itu yang terampil memenej keluarga, menejer keluarga. Menejer itu tahu ilmunya, tahu keterampilan sehingga mampu menjalankan atau mendelegasikan. 

#janganlupabahagia
#jurnalminggu3
#materi3
#kelastelur
#bundacekatan
#buncekbatch1
#buncekIIP
#institutibuprofesional

Banda Aceh, 06 Januari 2020
Jelang waktu Cinderella


Senin, 23 Desember 2019

Risalah Telur Merah

MERDEKA BELAJAR

Metakognisi adalah cara kita mengetahui dan sadar (aware) cara belajar yang benar, efektif, punya adab belajar, sehingga kita mampu melakukan akselerasi proses belajar. 

Menjadi pembelajar mandiri itu artinya :
  1. Mengambil inisiatif
  2. dengan atau tanpa orang lain
  3. Diagnosa kebutuhan belajar
  4. FORMULASI tujuan belajar
  5. Identifikasi Sumber Daya untuk Belajar
  6. Memilih dan mengimplementasikan strategi belajar
  7.  Evaluasi hasil belajar
Cara  mendiagnosa kebutuhan belajar diantaranya membuat peta belajar
  • cantumkan hal-hal yang ingin kita pelajari
  • cantumkan sumber (resource), misalnya  : kursus, YouTube, artikel, ahli, dan lain sebagainya
  • Peta belajar membantu  kita untuk fokus. Fokus menjadi amat penting di era arus informasi dan sumber ilmu amat beragam juga sangat mudah didapat dan diakses.  Peta belajar juga membantu kita untuk bisa merecall kembali hal-hal yang sudah kita pelajari.
Salah satu filsafat yang diyakini di masa era belajar 4.0 ini adalah :
cepat bergerak, cepat berubah, tidak takut berinovasi dan FAILED FAST (gagal dengan cepat)
  
(Materi Metakognisi ini disampaikan oleh Pandu Kartika Putra, Founder dan Executive Director Jabar Digital Service) 


Telur hijau pekan lalu, yang merupakan aktivitas bisa dan suka harus dikuatkan dengan keterampilan-keterampilan yang ada di telur merah pada pekan ini. Indikatornya adalah tetap meningkatkan kebahagiaan kita saat melakukan aktivitas tersebut. Jika keterampilan dimaksud sudah dikuasai, maka sudah saatnya meningkatkan jam terbang. 

Pola belajar saat ini adalah :
  • memahami cara belajar
  • mencari sumber ilmu dan keterampilan
  • komitmen dan konsisten
  • melatihkan keterampilan yang sudah diperoleh
Indikator selain bahagia adalah menambah manfaat. Dengan membuat pola belajar mandiri ala saya sendiri ini, kita diharapkan mempunyai keterampilan asertif dan mampu menggunakan skala prioritas. 

Jika ada hal yang kita TIDAK SUKA, PENTING, MENDESAK?
Cara menyiasatinya :
  • Buat durasi lebih pendek
  • mendelegasikan pada pihak lain

Setelah banyak mendapatkan informasi dan penjelasan dari Ibu Septi Peni Wulandani, maka risalah telur hijaupun berubah. Merevisi adalah hal yang tidak bisa dihindari dalam adult learning. 
Merevisi 2 item yang memang disukai dan bisa, namun rasanya belum terlalu penting dan mendesak untuk update keterampilan di bidang tersebut. Maka, item menggendong bayi dan skincare berubah menjadi crafting dan dunia anak. Setelah banyak merenung, ternyata hampir semua hal yang saya suka dan bisa terkait dengan dunia anak. Menggendong juga masuk dalam dunia anak. Kenapa Skincare tidak dimasukkan lagi dalam telur hijau? Rasanya sudah cukup jurnal perjalanan di dunia per-skincare-an hingga  mengenal jenis kulit wajah sendiri, sensitivitas kulit terhadap kandungan tertentu, jam tidur saya dan pengaruhnya ke kulit dan tentu saja asupan makanan. Belum berkeinginan jadi reviewer skincare, atau beauty vlogger. Padahal sudah buat akun Instagram juga khusus membahas soal kulit, tapi belum menyeriusi lebi jauh.

Revisi telur hijau


Lanjutan Risalah Telur Merah



Ada banyak keterampilan hidup sebagai perempuan, istri dan ibu yang harus dikuasai dan meminta waktu kita untuk meluangkan waktu lebih banyak untuk belajar tentang itu. Di materi kedua ini kami diminta untuk kembali untuk fokus pada aktivitas yang suka,bisa dan penting dilakukan karena memang memberi manfaat dan berdampak menambah indeks bahagia jika kita melakukannya.  Apa saja keterampilan yang menurut saya penting dan mendesak?

1. Manajemen waktu
Seringkali gagal fokus menjalankan satu aktivitas, distraksi anak-anak, timeline sosial media menjadikan suatu tugas atau challenge terhadap diri sendiri jadi amburadul. Kadang malah aktivitas yang tidak penting dan tidak mendesak bisa-bisa mendominasi waktu. Sehingga keterampilan manajemen waktu salah satu telur merah yang ingin saya pelajari

2.Food Preparation
Food Preparation ini juga sebenarnya sudah dijalani, namun masih belum mumpuni. Kenapa ingin menguasai keterampilan Food Preparation ini? Lagi-lagi terkait manajemen waktu, agar waktu yang saya gunakan untuk berinteraksi dengan benda tak hidup tidak terlalu lama, karena ada empat orang anak yang meminta perhatian umminya. 

3. Seni berbenah rumah 
Terus terang mood saya bisa sangat baik dan bahagia saat rumah rapi, keranjang pakaian kotor kosong, kain jatah disetrika  juga sudah tersusun rapi di lemari. Padahal rasanya sangat sulit jika saya harus berkutat dengan hal-hal itu saja tanpa meningkatkan keterampilan saya dibidang ini. 

4. Membuat Lesson Plan Anak
Ini juga sudah pelan-pelan dijalankan, namun belum berkomitmen, konsisten dan belum tangguh. Butuh teman belajar dan melatih terus

5. Self Editing
Sebagai seorang perempuan yang mentasbihkan diri menyukai  dan bisa menulis, ilmu atau keterampilan self editing tentu saja menjadi menu wajib yang harus terus-menerus diupgrade. 


#janganlupabahagia
#jurnalminggu2
#materi2
#kelastelur
#bundacekatan
#buncekbatch1
#buncekIIP
#institutibuprofesional

Sabtu, 14 Desember 2019

Risalah Telur Hijau

Menemukan ada banyak telur yang harus ditafakuri setiap hari tanpa jeda. Kadang dinikmati dengan amat berbinar bahagia, namun kadang terpaksa ditelan jua karena setiap orang di rumah juga berhak mendapatkan kebahagiaan, bukan hanya Ibu sebagai pusat semesta keluarga. 

Bertafakur lama setelah mendapatkan petuah dongeng yang selalu membuncah semangat untuk kembali melihat ke dalam diri dari Ibu guru tercinta, hai...aku punya banyak ceruk bahagia yang seharusnya ku jenguk dan kelola dengan sungguh-sungguh. Gambar di bawah ini menggambarkan diri ini saat ini.


Belajar kategori aktivitas pribadi. Memetakan aktivitas 24 jam agar tak hanya berbuah lelah dan sekedar rutinitas yang menjemukan dan seolah tak penting. Padahal bisa jadi, jika semua aktivitas tidak berjalan baik, maka seluruh anggota keluarga juga akan merasakan dampaknya. Wah...seserius ini lho. Akhirnya saya mengumpulkan rutinitas yang bikin hormon bahagia saya melonjak, bisa menabung dan mengisi kantong-kantong kebahagiaan saya jika saya berjibaku dengan aktivitas ini.

1. Berbicara dan bercerita
Sudah umum jika wanita punya 20.000 kata dalam sehari yang ingin melesat keluar dari bibirnya. Menjadi masalah adalah apakah kata-kata yang keluar itu baik? atau hanya hamburan tanpa makna, keluhan, atau hanya amarah yang terlampiaskan ? Inginnya, saat kita sebagai perempuan, istri  dan ibu maka kalimat yang keluar dari bibir kita adalah kebajikan, dukungan, motivasi, pujian, semangat dan tentu saja rapalan doa kebaikan bagi dunia dan akhirat suami dan anak-anak kita. Maka, sebagai orang yang gemar berbicara dan bercerita, saya harus belajar hadist Rasulullah SAW, berkata baik atau diam. Satu hal lagi, saya juga harus belajar lebih banyak mendengarkan.

2. Membaca dan Menulis
Membaca membuat saya bisa terbang sejenak ke cakrawala baru, melesat sejenak pada hal-hal yang tak tersentuh oleh tangan, namun imaji saya bermain-main dengan liar ke sana kemari. Beroleh hal baru, ilmu baru. Selalu berhasil membuat mata saya berbinar-binar. Demikian juga dengan menulis, menjadi salah satu terapi bagi saya. Namun, aktivitas ini belakangan menjadi tidak rutin dilakukan, karena banyak distraksi. hehehehehe. 
Isu Ibu, Pendidikan dan pengasuhan, 
pengembangan diri adalah jenis buku Favorit saya, kamu?

3. Main Sains
Sains Selalu menarik bagi saya. Sesederhana apapun itu, namun selalu saja terselip kagum dan takjub pada Sang Maha Cipta. Sejak punya anak pertama hingga sekarang sudah berempat, saya senang sekali mengajak mereka bermain sains. Walaupun saat ini, si Sulung sudah sangat piawai menjadi mentor bagi adik-adiknya bermain sains.

https://www.instagram.com/p/Be2vOLqhxnuxIDoEEVOJxapnFPhPYMRGbDpelc0/?igshid=19qxfub0orlhs

(Sanking lamanya tidak main sains, foto pun terpaksa comot dari Instagram yang edisi jadul)

4. Menggendong
Saya memasukkan aktivitas menggendong menjadi aktivitas membahagiakan saya, SAYA BISA DAN SUKA. Terus terang, sejak anak pertama saya memang menikmati menggendong bayi. Hanya naluriah saja. Saya bahagia saat berjalan-jalan, saya masih bisa menatap wajah bayi saya, memeluknya dan memastikan dia nyaman. Semakin kesini, ternyata menggendong pun punya Teknik dan beragam variasi. Ada prinsip menggendong yaitu : TICKS (Tight, In View at All Times, Close Enough to Kiss, Keep Chin of the Chest dan Supported Back. Singkatnya menggendong dengan kuat seperti posisi memeluk bayi, posisi selalu bisa kita cek saat dalam gendongan, posisi bayi juga mudah dicium, jangan sampai dagu bayi tertekuk ke arah dadanya dan kain gendong atau gendongan yang digunakan harus bisa menyangga punggung bayi hingga tidak jatuh. (Referensi : Baby Wearer Community).
Bayi Cutgam (2 bulanan) digendong jarik simpul jangkar

5. Skincare
Aha....saya memasukkan poin skincare dalam aktivitas suka dan bisa. Saya bahagia? tentu saja. Terus terang ini aktivitas yang baru saya sadari kalau penting banget saat usia menginjak 35 ini. Menemukan garis senyuman yang saat berhenti tersenyum, garisnya kok tetap jelas terlihat. Mata panda juga selalu setia, konon lagi menyusui tak kenal henti, artinya begadang. huhuhu…. Asiknya skincare-an itu, saat hasilnya sudah mulai terlihat dan terpampang nyata di depan cermin. Acieee. Satu lagi, jadi makin mengenal diri sendiri. Mulai jenis kulit, sensitifitas kulit terhadap bahan tertentu, pengaruh pola makan terhadap kulit dan masih banyak lagi yang belum terungkap namun sangat menarik untuk disibak.

belajar mengenal diri bisa melalui skincare juga lho

Sekian Risalah 5 telur hijau pilihan saya.   

#janganlupabahagia
#jurnalminggu1
#materi1
#kelastelur
#bundacekatan
#buncekbatch1
#buncekIIP
#Institutibuprofesional


Bunda Cekatan, Tahap kupu-kupu pekan 3

Pekan ketiga memasuki tahap kupu-kupu kami diminta untuk membuat lis apa saja yang ingin dikuasai, berdasarkan mind map. Boleh sampai 20 kar...